It’s Missing You
(inspirasi dari lagu “Missing You” oleh BtoB)
seorang penyiar berita sedang menyiarkan secara live kebakaran disebuah rumah, terlihat dibelakang penyiar itu api yang melahap habis sebuah rumah dikawasan yang cukup elite, “seluruh keluarga tewas dalam kebakaran ini, namun beruntung saja putri dari keluarga ini masih bisa diselamatkan, ia baru berusia 8 tahun” ucap penyiar itu.
Terlihat seorang anak laki-laki sedang menonton berita ditelevisi itu, kemudian ia menunjuk TV itu, “ibu ada kebakaran” katanya sambil menunjuk TV itu, dan melihat ibunya yang sedang ada dimeja kerjanya, terlihat ibunya yang sangat anggun duduk dimeja itu, dimeja bertengger manis sebuah papan nama yang lucu bertuliskan kepala pimpinan yayasan pelangi Kim Hang Ah. “ah ia kesihan sekali, ia tidak punya orang tua lagi seperti teman-teman kita disini” ucap ibunya penuh kasih sayang kemudian menghampiri anak itu, dan memangkunya kemudian mengusap pelan kepala anak itu, “jadi Min Hyuk tidak boleh nakal dengan teman-teman yang lain ya” ucap ibu seraya memberikan permen lollipop kepada anaknya itu.
— 3 hari kemudian –
Masih dikantor ibu Min Hyuk, terlihat ibunya sedang berbicara dengan beberapa orang, sepertinya dengan orang-orang dari dinas social, karena mereka sering terlihat mengunjungi kantor ibunya.
“selamat pagi semua, ini hari yang cerah, mari kita berkumpul di aula untuk melakukan senam pagi” ibu Min Hyuk berbicara dengan microphone dan terdengar di seantero gedung, setelah mendengar pengumuman anak-anak itu serempak menjawab “iya bu” dari berbagai ruangan yang ada, terlihat ibu Min Hyuk menyalakan lagu anak-anak dari handphonenya, namun suaranya terdengar dari dalam aula, kemudian ia melangkah meninggalkan kantor sembari membawa handuk dilehernya.
Terlihat anak-anak memasuki aula dengan senyum ceria diwajah mereka mendengar lagu kesukaannya diputarkan, mereka segera berbaris rapi dengan guru pembimbing didepan dan dibelakang mereka, tak lama kemudian ibu kepala masuk dan langsung menyapa mereka semua, tak lupa ia mengajak mereka untuk berdoa sebelum memulai senam pagi. Senam pagi terlaksana dengan sukses seperti biasa, taka da keluhan yang terlihat dari anak-anak asuhnya, mereka terlihat tersenyum ceria dan tertawa, meskipun mereka terlihat berkeringat.
“baiklah, sebelum mengakhiri senam kita, ibu ada satu pengumuman, yaitu kita akan mendapat seorang kawan baru yang cantik, sebentar lagi dia akan datang” ucap ibu kepala, tak lama kemudian seorang gadis kecil datang ditemani beberapa orang, sepertinya itu orang-orang yang berbicara dengan ibu kepala. Gadis itu terlihat membawa boneka panda yang terlihat sedikit usang.
Semua orang terlihat senang karena mendapat teman baru, tak terkecuali dengan Min Hyuk. Semuanya terlihat tidak sabar menunggu sang anak baru memperkenalkan namanya. “namaku Woo Hee, Lee Woo Hee” ucap gadis itu memperkenalkan dirinya.
Ternyata gadis kecil itu satu ruangan dengan Min Hyuk, ia pun mulai untuk berkenalan dengan gadis itu, “hai namaku Min Hyuk, teman-teman dan ibuku suka memanggilku dengan MinMin Jadi kamu juga boleh panggil aku MinMin” ucap Min Hyuk memperkenalkan dirinya tak lupa dengan senyumannya yang lebar, “namaku Woo Hee” ucap gadis itu singkat, ia mencoba untuk mengajak gadis itu bermain, namun si gadis kecil itu tetap diam saja. Hal ini berlangsung selama beberapa hari.
Akhirnya Min Hyuk hanya memandang gadis kecil itu dari kejauhan, dan memandang mainan ditangannya berharap, gadis kecil itu bisa bermain dengannya dan tersenyum bahagia, itu harapannya saat melihat teman-teman yang lainnya asyik bermain bersama.
Hingga tiba-tiba hari disuatu hari yang cerah, berubah menjadi kelam, tak lama kemudian petir terdengar menggelegar, dan gerimispun mulai turun satu persatu. Semua nak yang bermain dihalaman lari masuk kedalam ruangan, kecuali satu orang yaitu si gadis kecil.
(gadis kecil itu memeluk lututnya dibawah pohon, terlihat badannya gemetar ketakutan) saat hendak masuk kedalam ruangan Min Hyuk tidak melihat gadis kecil itu masuk, akhrinya ia membalikkan badan dan melihat gadis kecil itu dibawah pohon, ia segera menghampiri gadis kecil itu, dan mengajaknya berteduh di teras.
Lagi-lagi ia gemetar ketakutan, MinMin mencoba untuk menenangkan gadis kecil itu, dan iapun membuat lelucon “apakah ia takut? Takut petir atau hujan?” candanya, namun gadis kecil itu tetap tak bergeming, hingga hujan reda dan langit kembali cerah, si gadis tak juga berbicara. Dan akhirnya MinMin memberikan boneka robotnya kepada gadis itu.
T hal ini berlangsung beberapa kali, bahkan mungkin sangat sering, hal ini masih terjadi bahkan saat mereka menginjak usia remaja T
Saat mereka remaja, hal ini kembali terulang, sang pria langsung menoleh kearah pohon yang terdapat ayunan dimana sang gadis biasa bermain, ia kembali membawa gadis itu ke teras untuk berteduh, dan mengulangi pertanyaan yang sama….
“petir… suara petir dan kilatan cahaya itu” tiba-tiba berbicara padanya, sambil memeluk erat bonekanya, dan juga robot yang dulu diberikan MinMin kepadanya.
MinMin duduk bersila dihadapan sang gadis yang duduk dikursi, dan menggenggam tangan boneka panda milik gadis itu, setelah beberapa saat, ia melihat tidak ada lagi getaran pada tangan gadis itu. “nah sekarang bisa kamu ceritakan kenapa kamu sangat takut pada petir dan cahayanya, hingga selalu bergetar hebat seperti tadi saat ada petir?”
“kilatan cahaya itu mengingatkanku tentang api yang melahap habis rumah dan seluruh keluargaku, dan suara petir yang keras meningatkan aku sesaat sebelum kebakaran hebat terjadi ada suara yang sangat keras berdentum, entahlah itu mungkin juga suara petir atau apa.” Ucapnya menceritakan kenapa ia selama ini selalu terlihat seperti itu.
“baiklah aku tahu bagaimana perasaan mu itu, aku juga ounya sesuatu yang aku takuti, tapi kata ibuku kenapa tidak melihat hal yang lain dari apa yang kamu takuti karena kamu selama ini selalu meningat hal yang buruk mengenai hal itu, kenapa tidak mencari hal yang baik atau positif dari hal itu, itu apa yang dikatakan ibuku dulu” ucap MinMin “hal positif?” Tanya Woo Hee, “yah… misalnya saja kenapa tidak mengingat kembang api yang indah, ia memiliki cahaya yang indah, misalnya hal-hal yang seperti itu?” ucap MinMin kembali sambil tersenyum. “terimakasih” ucap Woo Hee sembari melihat MinMin yang masih duduk bersila didepannya.
Setelah kejadian itu Woo Hee tumbuh menjadi seperti gadis yang lainnya, ia sudah mulai berbicara kepada teman-teman yang lain, meskipun tak sebanyak ia berbicara dengan MinMin.
—–
Merekapun semakin dekat seiring berjalannnya waktu, mereka pergi kuliah bersama, meskipun mereka kuliah digedung yang berbeda, karena mereka mengambil jurusan yang berbeda pula.
Akhirnya MInMin menjadi seorang dokter di rumah sakit ternama dikota itu, dan Woo Hee membuka sebuah restoran dengan konsep yang sedikit unik, dimana ia menambahkan rak-rak buku seperti sebuah perpustakaan mini, dan ia juga menyediakan tempat untuk menulis pesan-pesan kepada pengunjungnya di post it, dimana pelanggannya bisa meninggalkan jejak ditempat yang sudah disediakan.
MinMin membantu Woo Hee mendekorasi restoran, mereka memilih meja bulat untuk restoran itu, didalam restoran itu tak ada satupun meja berbentuk persegi panjang kecuali meja dapur, dan meja kasir tentunya. Semua meja berbentuk bundar dengan berbagai ukuran mulai dari kecil, sedang, sampai ukuran yang besar untuk yang membawa keluarga, atau rekan-rekannya.
Setiap akhir pekan MinMin pasti mengunjungi Woo Hee direstoran, ia senang membantu merekap, pesan-pesan yang ditinggalkan pengunjung. Namun sebelum itu mereka akan memfoto pesan-pesan itu dan di post kedalam blog milik Woo Hee, “cekrek” terdengar suara dari kamera yang dipegang MinMin, diantara foto dan pesan-pesan yang difoto terlihat ada foto MinMin dan juga foto Woo Hee diantara milik pengunjungnya. Mereka akan merekap pesan-pesan itu setiap semininggu sekali, dan akan disatukan dalam satu kotak untuk satu bulan, dan kembali direkap dalam satu kotak untuk satu tahun.
Akhirnya MinMin memberanikan diri untuk melamar Woo Hee, merekapun menggantung foto pernikahan mereka di restoran, bersama foto kenangan mereka saat mereka masih kecil, dan juga foto dengan teman-teman yang lainnya di panti.
Mereka sempat berbincang tentang rencana hidup mereka, saat itu ia sedang tidak bertugas da nada di resto untuk membantu Woo Hee “kau ingin punya anak berapa?” Tanya MinMin sembari memeluk istrinya, “berapa ya?” ucap istrinya sembari memasang ekspresi seperti ia sedang berpikir keras, “tapi aku paling ingin punya anak kembar, tapi aku juga takut saat punya anak kembar” ucap istrinya bersemangat betapa ia menginginkan seorang anak kembar, “anak kembar, aku juga ingin punya anak kembar, tapi kenapa dengan anak kembar kenapa ekspresimu berubah?” Tanya MinMin, “aku bingung tentang bagaimana haus mengurus dua anak kecil sekaligus” aku Woo Hee, “tenang saja kan ada aku, aku akan menjadi super dady untuk anak-anak kita” ucap MinMin sembari menirukan gara superman terbang…
—–
Keinginan mereka pun terwujud mereka mempunyai anak kembar berjenis kelamin laki-laki, saat anak pertama mereka berusia 8 tahun mereka kembali dianugrahi anak, yaitu anak kembar dengan jenis kelamin perempuan, resto milik Woo Hee, kembali mendapat pendatang baru foto-foto dari buah hati mereka…
—–
Waktu terus berjalan, tak terasa anak-anak mereka kini juga sudah berkuliah… mereka akan berkumpul untuk makan bersama setiap malam minggu, tak jarang mereka membawa teman-teman kuliah mereka, atau teman-teman dari panti asuhan tempat ayah dan ibu mereka, sekarang yang ketua yayasan panti asuhan itu adalah ibu mereka, setelah lama dijabat oleh nenek dari ayah mereka…
Tiba-tiba di suatu hari, ditempat kerja MinMin. Ia diberitahu bahwa ada pasien kecelakaan beruntun yang baru saja sampai, dan… salah satunya adalah istri anda.
4 saudara yang baru saja pulang dari acara kuliah sedang berkaraoke ria didalam mobil, tiba-tiba ada panggilan masuk di saudara tertua yang sedang menyetir saat itu….
Ia terlihat tegang saat menerima telpon tersebut, dan tiba-tiba memutar balik mobilnya, dan melaju dengan kencang ke suatu tujuan, ia masih berkonsentrasi menyetir, namun bulir air mata perlahan jatuh dari pelupuk matanya, ia menangis dalam keheningan, ketiga saudaranya bingung melihat kakak mereka yang bertingkah seperti itu, mereka memilih untuk diam setelah bertanya beberapa kali namun tak dihiraukannya.
Setelah ia sampai, dan memarkirkan mobilnya tangisannya pecah, adik terkecil mereka bertanya ada apa, “masuk saja dan temui ayah” ucap kakak mereka yang masih terisak-isak. Mereka tak tahu lenapa tapi mereka otomatis berlari, menuju ayah mereka, ayah mereka pun memberikan kabar bahwa ibu mereka telah tiada.
Ketiga saudara itu sangat terguncang, terlebih sibungsu ia pingsan setelah beberapa saat otaknya mencerna kata-kata dari ayahnya. Saudara tertua mereka datang ia sudah tak terlihat menangis tapi pandangnnya terlihat kosong. Mereka segera menemui ibu mereka untuk terakhir kalinya, saudara tertua menggendong sibungsu dibelakannya meuju ruangan tempat ibu mereka berada.
Mereka kembali menangis terisak bersama ayah mereka, tak berapa lama orang-orang dari panti asuhan datang. Sibungsu kembali pingsan dipelukan kakak tertuanya melihat banyak orang yang datang untuk melihat ibu mereka.
Hari-hari mereka kembali berjalan normal, namun hanya ada satu orang yang kurang saat ini yaitu ibu mereka, kini ayah mempekerjakan manajer untuk mengelola restoran ibu. Seperti biasa mereka akan berkumpul untuk makan bersama, kali ini kakak kedua mereka yang memegang kendali drone untuk berfoto, setelah mencetak foto mereka menempelkannya di space yang disediakan oleh ibu mereka yang khusus disediakan untuk keluarga mereka, terlihat foto pernikahan orang tua mereka paling menonjol diantara foto-foto yang lain karena memang ditemptakan di tengah-tengahnya.
Setelah beberapa lama ayah mereka mengambil pensiunnya dan memilih untuk mengelola restoran, kakak tertua kini mempunyai dua putri kembar yang cantik, sementara itu kakak perempuan sibungsu, mempunyai seorang putra yang tampan seperti ayah mereka, mereka kembali makan malam bersama, “wah cucu kakek ini terlihat mirip sekali dengan ayahnya ya… dan cucu perempuan kakek juga sangat cantik” kelakar MinMin kepada cucu-cucunya…
“ayah tidak tahu yah… teman-teman kami yang datang kerestoran ini mengira mereka adalah anak ayah setelah melihat foto itu!” ucap saudara tertua sembari menunjuk foto pernikahan orang tua mereka, “mereka terlihat lebih mirip seperti kakek nenek mereka” canda kakak perempuan sibungsu, “iya itu benar, ibu juga bilang begitu” ucap menantu laki-lakinya, sementara menantu perempuannya hanya memandang gemas anak-anak mereka. Setelah makan mereka kembali mengambil foto bersama, dan menggantungnya di restoran itu.
Setelah beberapa lama, ayah merekapun menyusul ibu mereka, namun mereka tetap menjalankan ritual makan bersama mereka, restoran dikelola oleh sibungsu, sementara itu yayasan sekarang dipimpin oleh saudara tertua mereka. Mereka kembali mengadakan makan bersama dengan teman-teman mereka dan juga orang-orang dari panti asuhan, “hati-hati memegang dronenya, nanti kena lampu!” ujar sibungsu kepada kakak tertuanya yang sedang mengendalikan drone untuk untuk berfoto bersama “baiklah bosss” ucap kakak tertua seraya memberi hormat.
“satu, dua, tiga, kimchi” ucap mereka serempak dan kamera memotret mereka, tak ketinggalan pula foto pernikahan kedua orang tua mereka tertangkap kamera, seolah-olah mereka berfoto bersama mereka, rasanya tak berbeda, semuanya terasa sama seolah mereka ada disana, foto-foto kenangan dari orang tua mereka masih bertengger manis disana, bagi yang baru pertama kali datang,mungkin mereka mengira restoran ini dikelola oleh pengantin baru. Siapa sangka sekarang telah dikelola oleh generasi kedua mereka.
Bunga api Vs Bulan fitriani_31122017 Dewi malam kembali menduduki singasananya seperti biasa, tak peduli apakah ini hari istimewa ataukah hari naas penuh duka. Ia menjadi saksi atas apa yang terjadi disini. Dengar! dengarlah cerita yang ia sampaikan lewat angin malam yang berhembus lemah namun syahdu membawa dingin, menyentuh tanah, menembus tembok-tembok rumah, menggoyangkan ranting-ranting kurus, menggugurkan daun yang tak berpegang erat, hingga sampai ketelinga-telinga para manusia. Ditengah kota metropolitan, diantara tingginya tembok-tembok gedung, ada sebuah rumah renta berdindingkan kayu-kayu bekas siasa proyek pembangunan, beratapkan jerami, karena tak mampu membeli atap genting, apalagi seng yang mahal harganya, bila hujan datang, ia harus menepi di sudut, di pojok-pojok rumahnya karena atap rumahnya yang bolong-bolong. Dan keesokan harinya harus ia tambal dengan jerami baru, kalau ia tak mau esok terulang hal yang sama....
Komentar
Posting Komentar