Langsung ke konten utama

JANGAN TANYA!

JANGAN TANYA!

Jangan tanya tentang cinta!
yang kukenal hanya nestapa

Jangan tanya manisnya sebuah senyuman!
yang kukecap hanya pahitnya lara

Jangan tanya indah sebuah tawa!
Yang kulihat hanya derita yang dibawa air mata

Jangan tanya bahagianya memiliki!
Karena semua telah pergi

Jangan tanya serunya berbincang!
karena aku terbungkam

Jangan tanya impian masa depan!
Karena aku terjebak diwaktu silam

Jangan tanya tentang bintang dilangit malam!
Karena aku kelam, jauh tenggelam

Jangan tanya kemana kaki akan melangkah!
karena aku terpasung

Jangan tanya tentang semilir angin!
Aku terkunci dalam ruang hampa

Jangan tanya romantisnya puisi!
Karena aku buta aksara

Jangan tanya lebar jalan raya!
Karena aku diatas titian


Jangan tanya lembutnya sutra!
Karena hatiku telah membatu

JANGAN TANYA!
SUDAH CUKUP!

AKU HAMPIR MATI RASA!

Bontang, 07 Maret 2019


Komentar

Postingan populer dari blog ini

It’s Missing You (inspirasi dari lagu “Missing You” oleh BtoB)

It’s Missing You (inspirasi dari lagu “Missing You” oleh BtoB)             seorang penyiar berita sedang menyiarkan secara live kebakaran disebuah rumah, terlihat dibelakang penyiar itu api yang melahap habis sebuah rumah dikawasan yang cukup elite, “seluruh keluarga tewas dalam kebakaran ini, namun beruntung saja putri dari keluarga ini masih bisa diselamatkan, ia baru berusia 8 tahun” ucap penyiar itu.           Terlihat seorang anak laki-laki sedang menonton berita ditelevisi itu, kemudian ia menunjuk TV itu, “ibu ada kebakaran” katanya sambil menunjuk TV itu, dan melihat ibunya yang sedang ada dimeja kerjanya, terlihat ibunya yang sangat anggun duduk dimeja itu, dimeja bertengger manis sebuah papan nama yang lucu bertuliskan kepala pimpinan yayasan pelangi Kim Hang Ah. “ah ia kesihan sekali, ia tidak punya orang tua lagi seperti tema...

Wacana

Wacana Rencana jadi wacana Wacana jadi bencana Berita jadi buaian basa-basi yang benar-benar basi Kamu, lebih memilih bungkam seolah tak tahu apa-apa Dan dia, mengamati seolah bukan perkara untuknya Mudah lidahnya berucap karena tak bertulang Hati nuraninya terlalu mahal untuk mengingat janji yang sudah terlanjur tertuang Apalagi akalnya, tak ada ruang! Kecuali untuk dirinya sendiri! Sedang aku dalam ruang tunggu Dengan sebaris antrian fiktif!

Rehat