Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2016

BINTANG KU yang JAUH

BINTANG KU yang JAUH F wajahnya tak asing di mataku mungkin kutahu semua tentangnya seperti ia menemaniku setiap harinya         ini adalah khayalan yang gila         karena aku tahu sekarang ini hanya aku sendiri         menulis sendiri tak seperti anganku kaududuk disampingku dan mendengarkan semua ceritaku         kau ada disana, kita terpisah sangat jauh         kau berada diduniamu         kau pasti tahu banyak cinta yang diberikan untukmu tetapi salah satunya berbeda aku hanyalah setetes air dari sungai yang mengalir kepadamu pasti kau tak menyadarinya karena semua tampak sama         mungkin kita akan bertemu di suatu persimpangan         dan tak satupun dari kita menyadarinya mungkin disana akan terbentang tali takdir hanya tuhan yang tahu

MAAF

MAAF Aku terdiam memikirkannya, terpaku diantara waktu yang terus berlalu Entah mengapa, tiba-tiba kita terpisah sangat jauh Bahkan saat berpapasan engkau tidak menatapku, apalagi untuk mengatakan hello Mengapa jalan ini begitu sempit, kita selalu saja berjumpa di sebuah persimpangan Kita bagai dua orang asing, yang tidak peduli tetapi kita saling memahami Satu hal yang hatiku sangat ingin ungkapkan Satu kata maaf yang tulus Entah mengapa bukankah kita harus saling meminta maaf Tetapi tidak ada yang berani untuk memulainya Hingga luka ini tidak pernah mengering Sekarang biarkan aku yang memulai Maafkan aku sungguh maaf Mari kita menutup luka ini dengan perban putih Kita tulis catatan indah yang baru Agar saling tersenyum dan mengatakan hello saat berjumpa Sungguh maaf

RASA YANG HILANG

RASA YANG HILANG Apa lagi yang harus kuucapkan, ketika semua kata tak cukup mewakili hatiku Takkan cukup lembaran-lembaran itu untuk menuliskan semua kisahku Sekarang cukup rasakan, cukup kau tahu tidak lebih dari itu Aku mungkin terlalu egois untuk menyimpan rasa itu sendiri Karena aku tak tahan lagi, bendungan tangguh kini mulai rapuh Rasanya aku hampir gila Lihatlah diriku, masih sama seperti dahulu Tapi siapa yang tahu kalau aku memakai topeng Yang menambal rasa yang hilang Aku masih tersenyum untuk dunia Aku masih menangis seorang diri Siapa yang tahu bahwa semua itu rasanya hambar bagiku Tiada lagi rasa seperti dulu Rasa itu telah pergi menjauh, sejauh kakimu melangkah pergi Pergi dariku Tiada lagi dunia yang penuh warna Di mataku semua hanya hitam dan putih Seperti film lama yang diputar kembali, dengan cacatnya disana-sini Tiada yang baru bagiku

TANGIS & DUNIA

TANGIS & DUNIA Air mata ku tak pernah terbendung Hingga aku selalu memalingkan wajah, menyembunyikan kesedihan Seorang diri, aku bukanlah gumiho yang jika menangis akan turun hujan Hingga dunia tahu aku bersedih Hingga suatu saat, moment itu pun datang Kupalingkan wajahku, tetapi yang kulihat bukanlah pohon yang biasa menemaniku Kau berdiri disana dengan wajah penuh tanda Tanya Kenapa aku harus tertangkap olemu? Hingga kaupun menjadi sandaranku Mungkin mereka pikir aku terlalu lemah Untuk menghadapi dunia, dengan beribu prasangka Yang selalu memukul, hingga tanggul menjadi runtuh Yang kuinginkan selalu memberikan senyuman Aku tidak pernah berpikir untuk berbagi tangisan kepada siapapun Hingga kau datang mengubah segalanya