Langsung ke konten utama

MAAF



MAAF

Aku terdiam memikirkannya, terpaku diantara waktu yang terus berlalu
Entah mengapa, tiba-tiba kita terpisah sangat jauh
Bahkan saat berpapasan engkau tidak menatapku, apalagi untuk mengatakan hello
Mengapa jalan ini begitu sempit, kita selalu saja berjumpa di sebuah persimpangan
Kita bagai dua orang asing, yang tidak peduli tetapi kita saling memahami
Satu hal yang hatiku sangat ingin ungkapkan
Satu kata maaf yang tulus
Entah mengapa bukankah kita harus saling meminta maaf
Tetapi tidak ada yang berani untuk memulainya
Hingga luka ini tidak pernah mengering

Sekarang biarkan aku yang memulai
Maafkan aku sungguh maaf
Mari kita menutup luka ini dengan perban putih
Kita tulis catatan indah yang baru
Agar saling tersenyum dan mengatakan hello saat berjumpa
Sungguh maaf

Komentar

Postingan populer dari blog ini

It’s Missing You (inspirasi dari lagu “Missing You” oleh BtoB)

It’s Missing You (inspirasi dari lagu “Missing You” oleh BtoB)             seorang penyiar berita sedang menyiarkan secara live kebakaran disebuah rumah, terlihat dibelakang penyiar itu api yang melahap habis sebuah rumah dikawasan yang cukup elite, “seluruh keluarga tewas dalam kebakaran ini, namun beruntung saja putri dari keluarga ini masih bisa diselamatkan, ia baru berusia 8 tahun” ucap penyiar itu.           Terlihat seorang anak laki-laki sedang menonton berita ditelevisi itu, kemudian ia menunjuk TV itu, “ibu ada kebakaran” katanya sambil menunjuk TV itu, dan melihat ibunya yang sedang ada dimeja kerjanya, terlihat ibunya yang sangat anggun duduk dimeja itu, dimeja bertengger manis sebuah papan nama yang lucu bertuliskan kepala pimpinan yayasan pelangi Kim Hang Ah. “ah ia kesihan sekali, ia tidak punya orang tua lagi seperti tema...

Wacana

Wacana Rencana jadi wacana Wacana jadi bencana Berita jadi buaian basa-basi yang benar-benar basi Kamu, lebih memilih bungkam seolah tak tahu apa-apa Dan dia, mengamati seolah bukan perkara untuknya Mudah lidahnya berucap karena tak bertulang Hati nuraninya terlalu mahal untuk mengingat janji yang sudah terlanjur tertuang Apalagi akalnya, tak ada ruang! Kecuali untuk dirinya sendiri! Sedang aku dalam ruang tunggu Dengan sebaris antrian fiktif!

Rehat