Langsung ke konten utama

KENANGAN DI DESEMBER



KENANGAN DI DESEMBER

Kupejamkan mata, perlahan aku terbawa kembali kekenangan di Desember
Kulihat pohon cemara, yang gemerlapan
Disisilain, aku merasa seperti merasakannya terlihat begitu nyata
Terdengar suara angin ribut dan rintik hujan
Terbisik suara adikku yang mengeluh kedinginan
Ah… dia sudah besar sekarang rasanya kemarin ia masih bayi
Jarak yang ada antara ayah dan ibuku
Perlahan mulai terkikis
Pagi itu kuguyur tubuhku, terasa dingin sekali
Aku tetap bersemangat hari ini ujian sekolah
Saat aku beranjak dari rumah langkahku terhalang
Lihatlah ratusan kubik litter air yang menggenang kampungku
Sejauh mata memandang hanya air yang kulihat
Air yang takluput dari perhiasannya
Sampah… sampah…. Sampah…
Berbagai barang ada disana dan mengapung
Aku harus menanggalkan sepatuku untuk pergi ke sekolah
Di tengah air di tengah perjalanan
Mataku terbuka oleh sapaan mentari pagi
Tak terasa semua yang terjadi terkenang dalam satu malam
Sekarang 1 Januari
Aku harus melanjutkan perjalanku dan kembali membuat kenangan yang indah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

It’s Missing You (inspirasi dari lagu “Missing You” oleh BtoB)

It’s Missing You (inspirasi dari lagu “Missing You” oleh BtoB)             seorang penyiar berita sedang menyiarkan secara live kebakaran disebuah rumah, terlihat dibelakang penyiar itu api yang melahap habis sebuah rumah dikawasan yang cukup elite, “seluruh keluarga tewas dalam kebakaran ini, namun beruntung saja putri dari keluarga ini masih bisa diselamatkan, ia baru berusia 8 tahun” ucap penyiar itu.           Terlihat seorang anak laki-laki sedang menonton berita ditelevisi itu, kemudian ia menunjuk TV itu, “ibu ada kebakaran” katanya sambil menunjuk TV itu, dan melihat ibunya yang sedang ada dimeja kerjanya, terlihat ibunya yang sangat anggun duduk dimeja itu, dimeja bertengger manis sebuah papan nama yang lucu bertuliskan kepala pimpinan yayasan pelangi Kim Hang Ah. “ah ia kesihan sekali, ia tidak punya orang tua lagi seperti tema...

BAHAGIA "CERPEN"

BAHAGIA Terlihat seorang pria sedang duduk santai menikmati sisa-sisa hari setelah seharian ia disibukkan oleh pekerjaannya, ditemani secangkir kopi, dan sebuah tv dengan layar selebar dinding dihadapannya. Ia memandang kosong pada layar dihadapannya seolah takada yang menarik didalam sana, kemudian ia termenung “mengapa aku selalu seperti ini, mengapa bahagia tidak bisa tinggal saja bersamaku, ia datang kemudian pergi lagi, apakah aku harus selalu mengundangnya untuk datang hah?” “apalagi sih, mobil? Garasi rumahku sudah terlihat seperti tukang jual mobil saja, uang? Uangku sudah ku investasikan kemana-mana, tapi tetap saja ada uang berserakan hingga pembantuku harus sibuk menyapunya” “apa lagi yang kurang ah… ya ini rahasiaku, ssttt jangan bilang-bilangya, sampai sekarang ini belum ada juga yang mau denganku ini, padahal dulu aku seorang juara sempoa, ‘waktu sma’ dan juga aku ini bisa dibilang seorang pujangga” Setelah kepalanya pusing dengan segala pertanyaan yang ...

Rehat