Langsung ke konten utama

RASA



RASA
(fitriani)
Mereka memandangku dengan aneh
Bertanya Tanya
Kenapa?
Alasannya apa?
Dia bisa menangis kapanpun dan dimanapun
Mungkin mereka berpikir aku hanya gadis cengeng
Tapi inilah aku
Rasa ini yang kupunya
Rasa yang mudah tersentuh
Mereka tidak akan mengerti
Perasaan ini
Aku tahu hati ini tidak disini
Tapi rasanya dada ini selalu teguncang
Bergemuruh tidak normal
Tapi mengapa
Mengapa hanya dapat diungkapkan
Diungkapkan dengan air mata
Mungkin ada yang berpikir
Wah… gadis hebat
Gadis yang mudah tersentuh
Tapi taukah
Betapa menyakitkannya itu
Tak dapat menyembunyikan air mata
Tak dapat berpura-pura tegar
Sangat menyakitkan
Bila tak dikeluarkan
Rasanya lebih sakit
Tercekat, sulit bernafas
Aku hanya butuh tempat
Tempat mengeluarkan semua rasa
Rasa yang terpendam
Rahasia yang terkubur rapat
Suatu saat pasti akan datang
Rasa yang mengerti rasaku
Karena yakinku penuh padanya
Yang maha rasa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

It’s Missing You (inspirasi dari lagu “Missing You” oleh BtoB)

It’s Missing You (inspirasi dari lagu “Missing You” oleh BtoB)             seorang penyiar berita sedang menyiarkan secara live kebakaran disebuah rumah, terlihat dibelakang penyiar itu api yang melahap habis sebuah rumah dikawasan yang cukup elite, “seluruh keluarga tewas dalam kebakaran ini, namun beruntung saja putri dari keluarga ini masih bisa diselamatkan, ia baru berusia 8 tahun” ucap penyiar itu.           Terlihat seorang anak laki-laki sedang menonton berita ditelevisi itu, kemudian ia menunjuk TV itu, “ibu ada kebakaran” katanya sambil menunjuk TV itu, dan melihat ibunya yang sedang ada dimeja kerjanya, terlihat ibunya yang sangat anggun duduk dimeja itu, dimeja bertengger manis sebuah papan nama yang lucu bertuliskan kepala pimpinan yayasan pelangi Kim Hang Ah. “ah ia kesihan sekali, ia tidak punya orang tua lagi seperti tema...

BAHAGIA "CERPEN"

BAHAGIA Terlihat seorang pria sedang duduk santai menikmati sisa-sisa hari setelah seharian ia disibukkan oleh pekerjaannya, ditemani secangkir kopi, dan sebuah tv dengan layar selebar dinding dihadapannya. Ia memandang kosong pada layar dihadapannya seolah takada yang menarik didalam sana, kemudian ia termenung “mengapa aku selalu seperti ini, mengapa bahagia tidak bisa tinggal saja bersamaku, ia datang kemudian pergi lagi, apakah aku harus selalu mengundangnya untuk datang hah?” “apalagi sih, mobil? Garasi rumahku sudah terlihat seperti tukang jual mobil saja, uang? Uangku sudah ku investasikan kemana-mana, tapi tetap saja ada uang berserakan hingga pembantuku harus sibuk menyapunya” “apa lagi yang kurang ah… ya ini rahasiaku, ssttt jangan bilang-bilangya, sampai sekarang ini belum ada juga yang mau denganku ini, padahal dulu aku seorang juara sempoa, ‘waktu sma’ dan juga aku ini bisa dibilang seorang pujangga” Setelah kepalanya pusing dengan segala pertanyaan yang ...

Rehat