Langsung ke konten utama

JALANMU, JALANKU



JALANMU, JALANKU
f
Kau berjalan kearahku
Semakin lama semakin dekat
Tapi aku memandang jauh kedepan
Menembus dirimu
Kau tidak peduli kau tetap berjalan padaku
Aku mengharap setitik kasih
Dan kau memberikan lautan cinta untukku
Tapi aku masih dalam pencarian
        Aku masih terus memandang kedepan
        Seperti orang bodoh aku berjalan terus
        Dan aku melewatimu
Kau tidak pernah memanggilku
Bahkan hanya untuk berharap aku menoleh
Seperti bayangan kau mengikutiku
        Suatu saat aku tersandung
        Aku menyadari sesuatu
        Kau selalu ada disisiku
        Betapa bodohnya aku
        Apa lagi yang harus kuharapkan
Saat aku hampir tersesat dijalan ini
Kau yang menuntunku
        Sekarang biarkan aku yang berjalan padamu
        Mungkin dalam perjalanan ini
        Ada badai yang menghadang
Tapi aku bertahan karenamu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Hanya (Manusia Bunglon)

AkuHanya (Manusia Bunglon) Jika kau bertanya seperti apa aku…. Aku…. Aku…. Anggap saja…. Anggap saja aku manusia bunglon… selalu berubah untuk bertahan disetiap situasi… Lambat… sangat lambat aku berjalan…… aku tak mampu mengejar…. entahlah…. Aku tak mampu… atau aku yang mengurung diri dalam delusiku sendiri…. Ada batas abstark yang membatasi aku dengan mereka…. seolah kami berada didunia berbeda yang berdampingan…. namun aku tak pernah mampu melangkah……. Aku mencoba…. Menjadi seperti mereka…. selalu mencoba…. Hingga aku tak tau siapa aku… Aku hanya menemukan diriku dalam mimpi… Mimpi… Mimpi…. Mimpi…. Yang terlepas didunia nyata…. Kugenggam erat mimpiku…. Karena ia mimpiku…. Milikku…. 20012019

Jalan cahya

Pagi hari menyapa Saatnya menarik mimpi keluar dari belukarnya Kelopak mata masihlah terpejam Sebuah tarikan nafas Dan sebuah senyuman Ungkapan syukur atas hari yang baru Jalanku semakin terang Dan takbisa kupungkiri Hangatnya kini makin menusuk kulit Tak kujadikan persoalan Demi menggapai tujuanku diujung jalan Tujuan yang menjadi harapan Jangan sampai menjadi mimpi belaka Cahayaku Terangi jalanku Jangan sampai menyilaukan mata Membutakan hati Agar kelak Aku mampu berpendar Menjadi setitik cahaya dalam kegelapan

Epilog: Paradoks Maya

Sebagai perantara pesan, aku berkelana dari satu mimpi ke mimpi yang lain, singgah sebentar dan beranjak pergi. Apa yang kau ingat dari kenangan-kenangan yang terekam? Nama tempat, nama permainan, nama teman atau kejadian, adalah hal-hal yang lambat laun mungkin akan terlupa. Tapi tidak dengan rasa! Kaulah yang memiliki kuasa atas dirimu sendiri, dan kau akan menyadari, betapa indahnya memori yang selama ini kau kubur, untuk menyambut sebuah kedatangan kembali. Sampai detik ini aku bertahan, dan sampai detik ini aku menghantarkan maya melalui mimpimu, berharap membakar paradoksmu, biarkan ia menjadi abu, dan kembali ketanah.