Langsung ke konten utama

JALANMU, JALANKU



JALANMU, JALANKU
f
Kau berjalan kearahku
Semakin lama semakin dekat
Tapi aku memandang jauh kedepan
Menembus dirimu
Kau tidak peduli kau tetap berjalan padaku
Aku mengharap setitik kasih
Dan kau memberikan lautan cinta untukku
Tapi aku masih dalam pencarian
        Aku masih terus memandang kedepan
        Seperti orang bodoh aku berjalan terus
        Dan aku melewatimu
Kau tidak pernah memanggilku
Bahkan hanya untuk berharap aku menoleh
Seperti bayangan kau mengikutiku
        Suatu saat aku tersandung
        Aku menyadari sesuatu
        Kau selalu ada disisiku
        Betapa bodohnya aku
        Apa lagi yang harus kuharapkan
Saat aku hampir tersesat dijalan ini
Kau yang menuntunku
        Sekarang biarkan aku yang berjalan padamu
        Mungkin dalam perjalanan ini
        Ada badai yang menghadang
Tapi aku bertahan karenamu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

It’s Missing You (inspirasi dari lagu “Missing You” oleh BtoB)

It’s Missing You (inspirasi dari lagu “Missing You” oleh BtoB)             seorang penyiar berita sedang menyiarkan secara live kebakaran disebuah rumah, terlihat dibelakang penyiar itu api yang melahap habis sebuah rumah dikawasan yang cukup elite, “seluruh keluarga tewas dalam kebakaran ini, namun beruntung saja putri dari keluarga ini masih bisa diselamatkan, ia baru berusia 8 tahun” ucap penyiar itu.           Terlihat seorang anak laki-laki sedang menonton berita ditelevisi itu, kemudian ia menunjuk TV itu, “ibu ada kebakaran” katanya sambil menunjuk TV itu, dan melihat ibunya yang sedang ada dimeja kerjanya, terlihat ibunya yang sangat anggun duduk dimeja itu, dimeja bertengger manis sebuah papan nama yang lucu bertuliskan kepala pimpinan yayasan pelangi Kim Hang Ah. “ah ia kesihan sekali, ia tidak punya orang tua lagi seperti tema...

Bunga api Vs Bulan

Bunga api Vs Bulan fitriani_31122017 Dewi malam kembali menduduki singasananya seperti biasa, tak peduli apakah ini hari istimewa ataukah hari naas penuh duka. Ia menjadi saksi atas apa yang terjadi disini. Dengar! dengarlah cerita yang ia sampaikan lewat angin malam yang berhembus lemah namun syahdu membawa dingin, menyentuh tanah, menembus tembok-tembok rumah, menggoyangkan ranting-ranting kurus, menggugurkan daun yang tak berpegang erat, hingga sampai ketelinga-telinga para manusia.           Ditengah kota metropolitan, diantara tingginya tembok-tembok gedung, ada sebuah rumah renta berdindingkan kayu-kayu bekas siasa proyek pembangunan, beratapkan jerami, karena tak mampu membeli atap genting, apalagi seng yang mahal harganya, bila hujan datang, ia harus menepi di sudut, di pojok-pojok rumahnya karena atap rumahnya yang bolong-bolong. Dan keesokan harinya harus ia tambal dengan jerami baru, kalau ia tak mau esok terulang hal yang sama....

Wacana

Wacana Rencana jadi wacana Wacana jadi bencana Berita jadi buaian basa-basi yang benar-benar basi Kamu, lebih memilih bungkam seolah tak tahu apa-apa Dan dia, mengamati seolah bukan perkara untuknya Mudah lidahnya berucap karena tak bertulang Hati nuraninya terlalu mahal untuk mengingat janji yang sudah terlanjur tertuang Apalagi akalnya, tak ada ruang! Kecuali untuk dirinya sendiri! Sedang aku dalam ruang tunggu Dengan sebaris antrian fiktif!