Langsung ke konten utama

AKU RINDU HUKUM RIMBA



AKU RINDU
HUKUM RIMBA 

Manusia?… manusia!.... manusia.... manusia sekarang ini terlalu modern untuk berbicara masalah hukum rimba…. Ya apasih itu hukum rimba hah? Kamu tau apa tentang hukum rimba?

Apa? Kanibal, yang kuat yang jadi raja… ya mungkin itu ada benarnya juga, nyatanya itu memang terjadi, tapi tunggu dulu mengapa harus singa yang jadi raja hutan, bukannya banyak hewan lain yang lebih kuat misalnya saja anak konda atau mungkin gorilla yang mirip dengan manusia hah?

Sedangkan disini para manusia itu saling berebut kursi, apakah mereka tidak rugi untuk satu kursi ia menguras sumur uangnya, untuk makan anak-istrinya besok?
istrinya sudah menggunakan semua rumus agar kebutuhan perut terpenuhi hari ini, sementara anaknya hanya bisa melihat tanpa bisa berkomentar.

Lalu kamu mau apa saat mendapatkan kursi itu, berselfi ria ataukah tidur pulas diatasnya? Kamu duduk disinggasanamu itu, dan hanya memandang kebawah dengan malas. Hilang sudah semangat yang berkobar saat merangkak menuju kursi itu.

Sebelumnya, apakah kamu pernah berpikir pantaskah kamu ada disana? Oh ya? Seberapa pantaskah itu? 4%, 10% ah… bodohnya aku, hanya tuhan  dan kamu yang tau jawabannya.

 Apakah dihutan sana ada pemilihan seperti ini? singa menyogok kelinci dengan sekilo daging, lalu gorilla menyogok buaya dengan rerempahan terbaik dari hutan apakah seperti itu? Lihatlah betapa demokratisnya dunia ini

Hei jangan tersinggung aku tidak sedang menggunjingmu, tidak-tidak ini juga bukan gibah aku tahu benar apa hukumnya bergibah itu.

apakah aku tidak salah bicara? bukankah? seingatku bergibah sama dengan menggunjing, maaf-maaf aku juga manusia jadi maklumlah kalau ada salah

ya manusia, manusia? yaaa manusia!
  
Ah… ya kalian para manusia kalian itukan juga hewan, tapi kalian berdiri dibumi ini dengan congkaknya. Sayangnya kalian saling bertikai karena dipanggil anjing, monyet, oh kamu belum tau ya pantas saja kamu seperti itu.


kasihan sekali mereka selalu diseret-seret, pada perbincangan panas, lihaltah pipinya merona tersipu-sipu. jika mereka ingin mengutarakan isi hatinya yan terpendam selama ini, mereka akan berkata "idih... ngapain coba spesies gue dibawa-bawa, apalagi sama manusia, meskipun kita keluarga jauh, tapi mereka itu ah... sadar diri coba"

Lalu apa bedanya manusia dengan binatang? Tentu saja manusia itu berakal, sedangkan hewan itu berinsting

Lalu disebut apa ibu yang membunuh anaknya? manusia yang berperi kehewanan, lalu gajah yang melindungi saudaranya itu binatang yang berperi kemanusiaan begitu? Dunia ini sudah terbalik ternyata, akal manusia menjadi liar!

Kalian itu para manusia-manusia yang mulia, tapi sekali berbuat hina kalian lebih rendah dari pada binatang! Bahkan mulut, hanya mulut saja mampu membunuh seseorang, bagaimana jadinya jika seluruh anggota tubuh, yang merupakan rahmat dari tuhan itu kalian gunakan, bisa kiamat dini dunia ini! Jadi rantai kuat-kuat milikmu itu, lalu gembok dengan 1000 kunci. hah? terserah kau saja lah, mau kunci tembaga, perak, atau emas, kunci sandi loh aku nggak marah.

 Kami para binatang suka dirantai! Lihat saja silahkan dilihat sok mari, tapi jangan dipegang-pegang, aku tau tanganmu itu nakal. Kalian sudah lepas dari rantai yang membelenggu kalian, lihatlah kalian sebahagia itu, sudah cukup biarlah rantaimu lepas jangan sentuh milikku, aku bilang jangan! Nah lihatkan betapa keras kepalanya makhluk yang disebut manusia itu!

 Apakah kamu tau seberapa rakusnya manusia itu? Coba lihat ular itu! Dia menelan seekor kambing, maka dia akan kenyang selama 3 hari, apakah ular itu akan menyetok 10 ekor kambing untuk makananya selama sebulan nanti, ah ya bukankah dia punya gua yang besar dan dinginnya takkalah lah dari kulkas 5 pintu yang ada dirumahmu.
jika tak percaya coba saja kau besolek, dan berlenggak-lenggok dihadapannya, bahkan untuk melirik saja dia enggan.

Sedangkan manusia dia penuhkan piringnya kemudian dia sisa-sisa itu makanan, katanya kenyang, apakah dia tidak bisa mengukur seberapa kebutuhan perutnya sendiri, selebar papan caturkah, lapangan bola, atau mungkin lapangan golf?

Ups aku sampai lupa, para manusia itu sudah tidak ada didunia ini, dia telah pergi melanglang buana kedunia antah berantah diluar sana, padahal tubuhnya ada disini.
Pantas saja dia tidak sadar, dia membuang diri kedalam sungai! Barulah nanti kalau banjir datang, dia sibuk mengomel kepada tuhan ’ah tuhan mengapa hujan terlalu deras, rumahku jadi kebanjiran, mobil brengsek itu lewat dan menyipratkan, apalah itu yang telah tercampur-campur menjadi seperti itu 'warnanya dan baunya eghh...' bajuku ini mahal dan baru aku beli tadi siang

 kamu sendiri tahu apa sebenarnya definisi dari deras itu?
Lalu bagaimana dengan tuhan, bagaimana kalau definisi kalian berselisih jalan

 jadi semuanya salah tuhan! salah tuhan juga menciptakan manusia?

ssttt… ini rahasia, jangan bilang siapa-siapa ya!

kemarin aku lewat kandang sapi dipinggir sungai, aku mendengar suara burung hantu dengan jelas, tapi mengapa aku malah melihat kupu-kupu bertebaran disana, entahlah mataku  yang salah lihat atau apa? Aku sudah focus perhatikan hampir aku jatuh kedalam sungai.

mereka lari sembunyi-sembunyi dalam kegelapan malam, entahlah mereka takut ketahuan satpol pp, atau para warga? bersembunyi dalam kandang sapi, hei mau apa kamu disana? Hah jangan-jangan kamu mau kumpul-kumpul dengan kebo dikandang sapi! Astaga menjijikan sekali kalian ini

“aduh tuhan, mereka tidak takut lagi padamu, pulangkan saja para malaikat yang ada disisinya itu, atau begini belikan saja buku dan pena, jangan belikan dipasar loak, jika tidak mereka pasti akan merajuk, tangannya sudah terlalu cukup ternoda dengan semua tulisan itu, pastilah buku yang ada padanya telah penuh, dengan kisah-kasih yang mereka torehkan”

ah... apa yang aku bicarakan ini, mengapa pula aku harus mengurusi manusia-manusia yang lain, sedangkan diriku?

ah… aku muak dengan semua ini
besok aku mau berimigrasi, tidak bagaimana jika tidak ada hari esok, ya hari ini aku masih bernafas, hari ini saja, sekarang juga! aku merindukan hukum rimba, hukum rimba yang terkikis

note : tidurlah kamu dengan nyenyak, biar mata hatimu itu terbuka, jangan ribut nanti dia bangun, nanti buta mata hatinya karena silaunya sang surya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

It’s Missing You (inspirasi dari lagu “Missing You” oleh BtoB)

It’s Missing You (inspirasi dari lagu “Missing You” oleh BtoB)             seorang penyiar berita sedang menyiarkan secara live kebakaran disebuah rumah, terlihat dibelakang penyiar itu api yang melahap habis sebuah rumah dikawasan yang cukup elite, “seluruh keluarga tewas dalam kebakaran ini, namun beruntung saja putri dari keluarga ini masih bisa diselamatkan, ia baru berusia 8 tahun” ucap penyiar itu.           Terlihat seorang anak laki-laki sedang menonton berita ditelevisi itu, kemudian ia menunjuk TV itu, “ibu ada kebakaran” katanya sambil menunjuk TV itu, dan melihat ibunya yang sedang ada dimeja kerjanya, terlihat ibunya yang sangat anggun duduk dimeja itu, dimeja bertengger manis sebuah papan nama yang lucu bertuliskan kepala pimpinan yayasan pelangi Kim Hang Ah. “ah ia kesihan sekali, ia tidak punya orang tua lagi seperti tema...

Bunga api Vs Bulan

Bunga api Vs Bulan fitriani_31122017 Dewi malam kembali menduduki singasananya seperti biasa, tak peduli apakah ini hari istimewa ataukah hari naas penuh duka. Ia menjadi saksi atas apa yang terjadi disini. Dengar! dengarlah cerita yang ia sampaikan lewat angin malam yang berhembus lemah namun syahdu membawa dingin, menyentuh tanah, menembus tembok-tembok rumah, menggoyangkan ranting-ranting kurus, menggugurkan daun yang tak berpegang erat, hingga sampai ketelinga-telinga para manusia.           Ditengah kota metropolitan, diantara tingginya tembok-tembok gedung, ada sebuah rumah renta berdindingkan kayu-kayu bekas siasa proyek pembangunan, beratapkan jerami, karena tak mampu membeli atap genting, apalagi seng yang mahal harganya, bila hujan datang, ia harus menepi di sudut, di pojok-pojok rumahnya karena atap rumahnya yang bolong-bolong. Dan keesokan harinya harus ia tambal dengan jerami baru, kalau ia tak mau esok terulang hal yang sama....

Wacana

Wacana Rencana jadi wacana Wacana jadi bencana Berita jadi buaian basa-basi yang benar-benar basi Kamu, lebih memilih bungkam seolah tak tahu apa-apa Dan dia, mengamati seolah bukan perkara untuknya Mudah lidahnya berucap karena tak bertulang Hati nuraninya terlalu mahal untuk mengingat janji yang sudah terlanjur tertuang Apalagi akalnya, tak ada ruang! Kecuali untuk dirinya sendiri! Sedang aku dalam ruang tunggu Dengan sebaris antrian fiktif!