Langsung ke konten utama

Terjebak Dalam Nostalgia


Terjebak Dalam Nostalgia
184225022018

sebuah nostalgia yang kugali kembali, menjadi kerinduan
kutitipkan rinduku pada angin yang berhembus mala mini
biar besok pagi dia bisa transit menjadi embun disebuah daun
biar saja rinduku bertegur sapa, dengan rindu sejuta umat lainnya
katika cahaya mentari mulai hangat dikulit
rinduku akan kembali mengudara, hingga mengetuk telinga yang tepat

Tok…Tok…Tok…

Ingatkah kamu akan satu kenangan kebersamaan kita?
saat kita mengobrak-abrik 18 halaman dengan satu judul
saat aku menjelajah sepetak tanah dibawah lampu malam itu
dan juga takkulupakan sebuah boneka yang selalu bersamaku,
terkadang kutimang bagai bayi, terkadang kulempar karena marah, tak jarang pula kudekap karena takut

Atau saat kau pusing melihat seorang diantara kami mengambek
bahkan ekspresimu saat aku tidak bisa menerjemahkan sebuah kata

Ah… malam itu sungguh membuat jantungku berpacu
setelah lewat semua momen-momen itu,
kupikir takkan lagi kurasakan hal yang serupa
Malam ini jantungku kembali berpacu
perasaan yang sama, dengan nuansa yang berbeda


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Hanya (Manusia Bunglon)

AkuHanya (Manusia Bunglon) Jika kau bertanya seperti apa aku…. Aku…. Aku…. Anggap saja…. Anggap saja aku manusia bunglon… selalu berubah untuk bertahan disetiap situasi… Lambat… sangat lambat aku berjalan…… aku tak mampu mengejar…. entahlah…. Aku tak mampu… atau aku yang mengurung diri dalam delusiku sendiri…. Ada batas abstark yang membatasi aku dengan mereka…. seolah kami berada didunia berbeda yang berdampingan…. namun aku tak pernah mampu melangkah……. Aku mencoba…. Menjadi seperti mereka…. selalu mencoba…. Hingga aku tak tau siapa aku… Aku hanya menemukan diriku dalam mimpi… Mimpi… Mimpi…. Mimpi…. Yang terlepas didunia nyata…. Kugenggam erat mimpiku…. Karena ia mimpiku…. Milikku…. 20012019

Jalan cahya

Pagi hari menyapa Saatnya menarik mimpi keluar dari belukarnya Kelopak mata masihlah terpejam Sebuah tarikan nafas Dan sebuah senyuman Ungkapan syukur atas hari yang baru Jalanku semakin terang Dan takbisa kupungkiri Hangatnya kini makin menusuk kulit Tak kujadikan persoalan Demi menggapai tujuanku diujung jalan Tujuan yang menjadi harapan Jangan sampai menjadi mimpi belaka Cahayaku Terangi jalanku Jangan sampai menyilaukan mata Membutakan hati Agar kelak Aku mampu berpendar Menjadi setitik cahaya dalam kegelapan

Epilog: Paradoks Maya

Sebagai perantara pesan, aku berkelana dari satu mimpi ke mimpi yang lain, singgah sebentar dan beranjak pergi. Apa yang kau ingat dari kenangan-kenangan yang terekam? Nama tempat, nama permainan, nama teman atau kejadian, adalah hal-hal yang lambat laun mungkin akan terlupa. Tapi tidak dengan rasa! Kaulah yang memiliki kuasa atas dirimu sendiri, dan kau akan menyadari, betapa indahnya memori yang selama ini kau kubur, untuk menyambut sebuah kedatangan kembali. Sampai detik ini aku bertahan, dan sampai detik ini aku menghantarkan maya melalui mimpimu, berharap membakar paradoksmu, biarkan ia menjadi abu, dan kembali ketanah.