Switch
(21Mei2018)
(21Mei2018)
Didalam ruang
konferensi sebuah rumah sakit, lampu-lampu dimatikan terlihat layar monitor besar yang menampilkan
seorang gadis yang sedang berbaring diatas ranjang yang berbentuk kapsul, dan
berbagai peralatan medis canggih disekitarnya. Dan tampak seorang pria paruh
baya dengan setelan khas dokter dengan jas putihnya, berdiri dipodium dan memandang orang yang duduk disuatu kursi
dengan perasaan yang campur aduk antara marah, benci, dan kecewa. Ia adalah
Edward Jacob Swan seorang dokter dan sekaligus pendiri dan pemilik dari rumah
sakit diamana mereka berada sekarang.
“tidakkah
kalian tahu mengapa kami melakukan ini?” ucapnya memulai katanya setelah sekian
lama berdiri dan menatap orang didepannya, seraya menunjuk layar monitor
disebelah kirinya dengan sangat geram. Melihat tak ada yang menjawab
pertanyaannya, ia semakin geram dan akhirnya memukul podium dengan sangat
keras, bisa dilihat dari urat tangannya yang terlihat, urat lehernya yang
menegang, dan rahangya yang mengeras, dan juga suara tumbukan yang dihasilkan
sangatlah keras, sehingga siapapun yang tak melihat kejadian ini akan mengira
kalau sebuah pipa besi baru saja jatuh dari gedung.
“saya
melakukan ini karena kalian” ucapnya menjawab pertanyaannya sendiri, “dan
kalian tidak tahu alasannya mengapa kalian?” tanyanya sekali lagi dengan menampilkan
tawa miris tak percaya. “kalian ini sebenarnya apa? Apa arti anak ini bagi
kalian?” tanyanya bertubi-tubi pada orang didepannya.
Tiba-tiba
seseorang masuk dari pintu bagian belakang tempat duduk, dan memberikan sinyal
kepada EJ bahwa mereka telah datang, “persilahkan mereka masuk” perintahnya
pada orang itu, tak lama kemudian terlihat Mrs. Emil memasuki ruangan
konferensi, diikuti anak-anak yang seumuran dengan gadis yang berbaring didalam
kapsul. Ia adalah wali kelas dari gadis, dan anak-anak itu merupakan teman satu
kelas dari gadis didalam kapsul itu. Gadis didalam kaspul itu bernama Ana.
“sesaat lagi
Ana akan menjadi putri kami, dan namanya akan menjadi Isabella Jacob Swan” ucap
EJ pada semua orang yang ada di dalam ruang konferensi itu. “tapi bagaimana
bisa? Ia adalah putri kami, bagaimana bisa kau merebut putri orang lain?” ucap
seorang pria dengan marah, yang duduk tepat didepan EJ.
“kau masih
menanyakan alasannya? Aku benar-benar tidak percaya…. Dan lagi kami tidak
merebut putri orang lain, tetapi kalianlah yang telah membuang putri kalian”
ucapnya dengan nada mengintimidasi. “apakah kalian bahkan ingat apa saja yang
telah kalian lakukan padanya selama ini? Sehingga berani memanggilnya sebagai
putri kalian” ucapnya tidak percaya.
Flash Back
Ana merupakan
seorang putri dari keluarga yang sangat sederhana, bahkan bisa dibilang kurang,
tapi ia bahagia selama masa itu. Namun ibunya tidak tahan hidup seperti ini,
sehingga memutuskan untuk bekerja, setelah beberapa lama karena kedua orang
tuanya yang sangat giat mencari uang, akhirnya bisa memperbaiki keadaan ekonomi
mereka, bahkan dampaknya ia tidak pernah melihat kedua orang tuanya kecuali
saat sarapan pagi, karena bila malam tiba pasti orang tuanya selalu pulang
larut.
Buah dari
kerja keras orang tua Ana tidak sia-sia setelah bekerja seperti orang gila
selama 8 tahun keluarga mereka masuk kedalam keluarga terkaya dikota itu. Setelah
ia tumbuh remaja ia dikarunia seorang adik wanita, yang membuat ibunya
mengambil keputusan, akan berhenti menjadi wanita karir, dan akan menjadi ibu
rumah tangga seutuhnya. Tentu saja hal ini membuat Ana senang karena ia bisa
mengambil waktu kebersamaan bersama ibu yang hilang di masa lalu, itu yang
dipikirkan Ana pada saat itu.
Tapi siapa
sangka keinginannya selalu dianggap sebagai sebuah bentuk kemanjaan oleh orang
tuanya terutama oleh ibunya. Bahkan saat ia memeluk ibunya dan minta untuk
dicium, ibunya akan sangat marah dengan alasan bahwa ia harus mengurus adiknya
jadi ia tidak ada waktu untuk hal-hal macam itu. Tapi Ana tidak pernah marah
pada orang tuanya karena ia mengerti bagaimana beratnya menjadi orang tua. Ana
selalu bermain bersama adik kecilnya ketika ibunya pergi keluar untuk perawatan
atau berbelanja, karena jika ibunya ada dirumah ia tidak akan bisa untuk
bermain bersama adiknya, bahkan ia tidak diijinkan untuk menyentuh adiknya saat
menangis, ibunya lebih memercayai seorang babby sitter ketimbang anak sulungya.
Dengan alasan anak-anaknya harus mendapatkan segala sesuatu yang eksklusif. Karena
hal ini Ana mulai kecewa dengan orang tuanya.
Karena memikirkan
hal ini, membuat Ana menjadi sedikit stress, dan mulai mempengaruhi nilai Ana,
orang tuanya akan sangat marah apabila ia mendapatkan nilai dibawah 9, karena
mereka mau anak-anak mereka bahkan termasuk nilai pun harus sempurna. Setiap saat
ada panggilan orang tua untuk rapat atau apapun itu orang tua Ana tidak akan pernah datang, bahkan saat Ana baru
menyerahkan surat itu pada orang tuanya, orang tuanya akan memberikan pandangan
dan mimik wajah yang membuat hati Ana terluka, seolah wajah itu mengatakan
seperti ini “apa lagi ini? Kenapa aku harus kesana, bukannya kamu yang pergi
sekolah, jadi kenapa aku harus ikut-ikutan disana?” padahal Ana tidak pernah
melakukan kesalahan disekolah, dan ia tidak pernah menerima surat panggilan
orang tua karena dia berulah disekolah, tapi orang tuanya malah memberikan
pandangan seolah-olah ia baru saja membuat kesalahan, dan orang tuanya harus
dipanggil kesekolah.
Bahkan untk
mendaftar sekolahpun orang tua Ana menyuruh seseorang untuk menemaninya dan
orang tuanya hanya tinggal tanda tangan saja. Semua hal yang terjadi kepada Ana
membuatnya menjadi kecewa, berubah dari gadis periang menjadi murung, wajah
cantiknya yang selalu dihiasi dengan senyum cantiknya, kini tampak pucat tanpa
senyumannya, pandangan matanya yang dulu penuh gairah dan semangat, kini
menjadi sayu dan kosong. Itu apa yang dilihat oleh EJ.
Ketika mereka
pertama kali bertemu di lobi rumah sakit ini, Ana sering datang kerumah sakit ini
karena ia ingin menjadi seorang perawat, dan orang tuanya kenal baik dengan EJ.
EJ memperbolehkan Ana untuk berkunjung kapanpun dia mau, EJ sangat menyukai
pandangan Ana yang sangat focus memperhatikan bagaimana para perawat dirumah
sakit ini bekerja, bahkan anak-anak EJ sendiri sudah menganggap Ana sebagai
adik mereka, dan bahkan seluruh pegawai dirumah sakit itu tidak ada yang tidak
mengenal Ana.
Sepulang sekolah
untuk melepas penat Ana biasanya akan langsung meluncur dari sekolahnya
menggunakan sepeda, dan langsung menuju rumah sakit ini, dan para kakak Ana itu
langsung tahu bahwa Ana belum pulang kerumahnya, karena ia masih menggunakan
seragam sekolah lengkap plus tas dipundak dan tambahan tas tangan kecil karena
tidak sanggup ia bawa dipunggungnya. Salah satu dari ketiga anak EJ yang sedang
bebas akan langsung mengajak Ana untuk makan siang, mereka harus berusaha kuat
untuk mengajak Ana makan siang, karena ia akan lebih dahulu larut dengan
perbincangan bersama pasien-pasien dirumah sakit itu, pasien akan langsung
heboh begitu Ana datang dan menyambutnya. Stelah berhasil mengeluarkan Ana dari
grup perbincangan kakaknya akan langsung membawanya kekantin, dan tak lama
kemudian dua kakaknya yang lain pasti akan langsung bergabung dengan mereka
apabila tidak ada tugas.
Itu apa yang
selama ini Ana tunjukkan namun, selama dua tahun belakangan ia berubah menjadi
seperti sekarang, ia hanya tersenyum bila bersama pasien yang lain, padahal
dahulu ia akan tertawa lepas bersama pasien-pasien itu. Tentu saja perubahan
Ana ini dirasakan oleh mereka. Hingga akhirnya kesehatan Ana mulai menurun, dan
suatu hari ia mendapati tubuhnya serasa terbakar api karena panasnya, bahkan
saat memegang lengannya saja orang-orang akan merasakan panasnya, dan anehnya
Ana malah berharap orang tuanya akan sedikit memerhatikannya karena ia sedang
sakit, tetapi apa yang terjadi, mereka malah menganggap ia berbohong, karena
yang selama ini mereka tahu putri mereka memiliki daya tahan tubuh yang prima
bahkan ia hanya terkena flu ringan dua sampai tiga kali dalam setahun. Orang tua
Ana bahkan tidak pergi menengok putri mereka bahkan tak seorang pun diantara
mereka yang memegang kening Ana hanya untuk sekedar memeriksa seberapa panas
tubuhnya, seperti yang biasa dilakukan oleh orang tua lainnya ketika anak
mereka sakit, Ana hanya bisa menangis dalam diam dikamarnya, setelah ia merasa
bisa berjalan ia pergi kerumah sakit. Ibunya yang melihat Ana pergi malah
mengolok Ana “katananya sakit, kok pergi keluar?” ibunya berbicara sambil
melihat majalah, ia tidak melihat betapa pucatnya wajah Ana.
Rumah sakit
heboh karena Ana pingsan ditempat parkir, rupanya ia tidak bisa lagi menahan
panas ditubuhnya itu, hingga EJ harus mengambil tindakan ekstrim dimana Ana
dimasukkan kedalam bak berisi air es, setelah 20 menit Ana mulai sadar. “dimana
ayah dan ibumu?” Tanya EJ, tapi Ana hanya menggelengkan kepalanya lemah,
melihat hal ini rahang EJ terlihat mengeras karena marah. Kemudian Ana meraih
tangan EJ, EJ bisa merasakan panas yang dialami oleh Ana, “jangan beritahu
mereka soal ini, mereka juga tidak akan peduli dan hanya akan menyuruh dokter
untuk merawatku, dan mereka akan hidup seperti biasa, seolah-olah…” belum
sempat Ana menyelesaikan perkataannya ia kembali kehilangan kesadaran. Demamnya telah berkurang, ia telah dikembalikan ke ranjangnya, Ana sempat sadar sekejap, yang ia katakan adalah "aku letih, aku sudah sangat lelah", itulah yang ia katakan sebelum ia tertidur damai kembali. Setelah kejadian
itu berbagai macam hal dirasakan oleh Ana mulai dari sering sakit kepala, dan
pusing, ia juga sering pingsan beberapa kali dalam sebulan. Semenjak itu Ana mulai tinggal dengan keluarga EJ, Ana beralasan akan menginap disana, namun sudah seminggu Ana tidak pulang, tak seorangpun dari kedua orang tuanya yang mencarinya atau bahkan sekedar menelpon untuk sekedar bertanya mengenai keadaan putri mereka, mereka menjalani hidup seperti biasa, seolah-olah mereka tak kehilangan salah satu anggota keluarga mereka. Ana akan pulang di akhir pekan bukan karena ia dipanggil untuk kembali, melainkan itulah waktu yang tepat untuk melihat adik kecilnya, dimana tak seorangpun ada dirumah kecuali pengasuh, beberapa pembantu, dan penjaga keamanan rumah keluarga ini, para pembantu yang akrab dengan Ana langsung menyambut kedatangan tuan putrinya yang terlupakan dengan makanan kesukaanya. Setelah ia selesai makan dan puas melepas rindu dengan adiknya ia segera kembali pulang. Melihat hal ini
membuat EJ mengambil keputusan tegas.
Flash Back End
“dia sakit
kenapa tidak bicara saja, kami akan mencarikan ia dokter yang terbaik!” ucap seorang
pria dengan sombongnya, mendengar hal ini wali kelas dan teman-teman Ana
melongo tidak percaya, “tepat seperti yang sudah diprediksi” ucap EJ dengan
geram, “tahu kah kalian, Ana hanya mengiginkan kalian ada disisinya, kalian ada
untuk memeluknya” ucap EJ sekali lagi, “bagaimana kami sempat untuk melakukan
itu, tidakkah cukup baginya kami sediakan segala yang ia butuhkan, dahulu
bahkan ia harus memakai baju lama peninggalan ibunya, sekarang kami berikan
apapun yang ia inginkan, apapun!” ucap pria itu dengan nada arogannya, yang
tidak juga sadar.
“baiklah
ambil saja dia, toh kami masih punya anak yang lain!” ucap pria itu, lagi-lagi
pria itu membuat seisi ruangan tak bisa berkata apa-apa, bahkan termasuk
istrinya sendiri sedikit tercengang, tapi ia kembali menampakkan ekspresi
biasa, dan memeluk putri bungsunya. “baiklah sekarang Ana adalah Isabella Jacob
Swan, putri dari Edward Jacob Swan” ucapnya mendeklarasikan siapa Ana sekarang,
“seperti yang kalian lihat dilayar, kami akan memutuskan semua gen-gen dari
orang tua Ana dan akan diganti dengan gen-gen dari saya dan istri saya. Tampak dilayar
wajah Ana berubah total seolah-olah ia baru saja menjalani operasi pelastik diseluruh
tubunya. “kami akan menghapus kenangan-kenangan tentang keluarganya, namun ada
satu yang tidak bisa kami rubah, yaitu perasaan dan sifatnya akan sama seperti
yang kalian lihat selama ini, karena hal itu dibentuk olehnya sendiri” setelah
mengucapkan hal itu, proses yang terjadi didalam tabung itu telah selesai, dan
perlahan-lahan tabung itu membuka menampakkan seorang gadis bernama Isabella
Jacob Swan, “mulai sekarang ingatan kalian tentang putri kalian akan dihapus, begitupun dengan dunia, ia akan dikenal sebagai Isabella Jacob Swan” ia
kemudian menekan tombol yang ada di hadapannya, kemdian dari tabung Bella
memancarkan cahaya yang menembus angkasa, terlihat kartu keluarga yang disimpan
dilemari keluarga Ana menghapus nama Ana dari daftar kartu keluarga, begitupula
dengan dengan semua data-data tentang Ana berubah menjadi Isabella Jacob Swan.
Bella membuka
matanya, ia melihat ibunya (istri dari EJ) sedang duduk manis disebelahnya,
melihat putrinya yang sudah sadar ia mengelus perlahan rambut putrinya dengan
penuh kasih sayang, Bella kemudian mencoba bangun, ibunya membatunya untuk
duduk bersandar, “dimana ayah, dan kakak?” tanyanya lembut pada ibunya, “mereka
sedang mempersiapkan seusatu untukmu” ucap ibunya, tak lama kemudian salah satu
kakakknya datang, sambil membawa kursi roda, kemudian ia meindahkan Bella
kekursi roda, dan pergi bersama keruang konferensi.
Bella sangat
terkejut dan senang mendapati wali kelas, dan bahkan semua teman sekelasnya ada
disini, ia kemudian mengarahkan pikirannya untuk menuju wali kelasnya, kemudian
kursi roda itu berjalan sendiri menuju Mrs. Emil, kursi roda itu bertransformasi sehingga Ana bisa berdiri tegak, ia tersenyum dan menyapa wali
kelasnya itu, ia dengan semangat mengatakan ia pasti akan masuk sekolah minggu
depan, karena ia harus menjalani pemulihan setelah berbaring cukup lama. “baiklah
kami akan menunggumu minggu depan kau harus menepati janjimu oke!” ucap Mrs.
Emil tak kalah semangat, Bella bingung melihat dua orang asing bersama seorang
anak kecil, “siapa mereka ayah?” Tanya bela pada EJ, “mereka adalah kenalan
ayah, mereka adalah keluarga Stefan Anderson” ucap EJ memperkenalkan keluarga
itu pada Bella, Bella segera menyapa dan menjabat tangan keluarga itu, dan
mereka meneteskan air mata saat menjabat tangan Bella, Bella tertarik dengan
anak kecil itu, anak itu memanggilnya dengan kakak, Bella sangat senang
dipanggil kakak, “baiklah aku memang lebih tua dan tentu saja aku kakakmu,
bukan adikmu” lelucon Bella yang membuat semua orang tertawa, EJ paham bahwa
hubungan yang terjalin dengan adiknya termasuk memori indahnya, Bella tidak
bisa mengingatnya tapi ia bisa merasakannya.
Inilah ia
sekarang dari Ana Anderson, menjadi Isabella J Swan, tidak banyak yang
berubah ia tetap menjalani kebiasaannya sehari hari, seperti pergi mengunjungi
rumah sakit, dan berbincang dengan para
pasien, bedanya ia sudah kembali menjadi gadis periang, dengan melupakan semua
masa lalunya, ia sekarang berada dalam keluarga yang sempurna, keluarganya
memang kaya tapi rumahnya tak seluas yang orang pikirkan, rumah itu sangat
sederhana namun nyaman, tidak terlalu besar, dan karena itu, mereka bahkan
tidak menyewa asisten rumah tangga, mereka akan kerja bakti membersihkan rumah
seminggu sekali, dan membuat daftar piket, mereka akan selalu mudah menemukan
satu sama lain karena rumahnya yang tidak begitu luas.
Switch End
Komentar
Posting Komentar