Wacana
Rencana jadi wacana
Wacana jadi bencana
Berita jadi buaian basa-basi yang benar-benar basi
Kamu, lebih memilih bungkam seolah tak tahu apa-apa
Dan dia, mengamati seolah bukan perkara untuknya
Mudah lidahnya berucap karena tak bertulang
Hati nuraninya terlalu mahal untuk mengingat janji yang sudah terlanjur tertuang
Apalagi akalnya, tak ada ruang! Kecuali untuk dirinya sendiri!
Sedang aku dalam ruang tunggu
Dengan sebaris antrian fiktif!
AkuHanya (Manusia Bunglon) Jika kau bertanya seperti apa aku…. Aku…. Aku…. Anggap saja…. Anggap saja aku manusia bunglon… selalu berubah untuk bertahan disetiap situasi… Lambat… sangat lambat aku berjalan…… aku tak mampu mengejar…. entahlah…. Aku tak mampu… atau aku yang mengurung diri dalam delusiku sendiri…. Ada batas abstark yang membatasi aku dengan mereka…. seolah kami berada didunia berbeda yang berdampingan…. namun aku tak pernah mampu melangkah……. Aku mencoba…. Menjadi seperti mereka…. selalu mencoba…. Hingga aku tak tau siapa aku… Aku hanya menemukan diriku dalam mimpi… Mimpi… Mimpi…. Mimpi…. Yang terlepas didunia nyata…. Kugenggam erat mimpiku…. Karena ia mimpiku…. Milikku…. 20012019
Komentar
Posting Komentar